Slawi – Keberangkatan 800 orang santri Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Lirboyo, Kediri, Jawa Timur asal Kabupaten Tegal dilepas langsung oleh Bupati Tegal Umi Azizah pada Minggu (5/7/2020) malam dari depan rumah dinas bupati. Selain harus mengantongi izin dari orang tua, sebelum berangkat, para santri ini terlebih dahulu menjalani pemeriksaan kesehatan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tegal melalui Puskesmas. Langkah tersebut diambil sebagai upaya antisipasi, mencegah agar penyebaran wabah Covid-19 tidak terjadi di lingkungan pesantren.
Kepada para santri, Umi berpesan, agar dalam menuntut ilmu di pesantren mereka tetap harus menjaga kebersihan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat serta mengikuti anjuran protokol kesehatan, termasuk misalnya nanti jika harus menjalani isolasi selama dua pekan di lingkungan asrama pesantren. “Ingat, kebersihan adalah bagian dari iman,” pesan Umi.
Umi mengatakan, upaya pemeriksaan kesehatan tersebut ditempuh agar nantinya tidak muncul klaster baru Covid-19 di pesantren. “Kita semua punya tanggung jawab yang sama untuk membangun kesadaran akan adanya musuh bersama yang tak terlihat ini. Dengan demikian, keluarga, sekolah maupun lembaga pendidikan agama berperan penting dalam proses pembiasaan hidup sehat sebagai kelaziman baru di masa pandemi,” katanya.
Sementara itu, ketua Himpunan Alumni Santri Tegal (Himasal) Lirboyo Muhammad Sobirin menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada Pemerintah Kabupaten Tegal yang sudah ikut membantu dalam proses pemberangkatan santri ke Jawa Timur.
“Alhamdulillah, sebelum berangkat para santri telah diperiksa kesehatannya secara gratis dan saya mengucapkan terimakasih kepada Pemkab Tegal, kepada dinas kesehatan yang sudah membagikan 2.400 masker dan hand sanitizer kepada para santri. Tak lupa, kami pun juga mengucapkan terimakasih kepada Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Tegal dan DPC PKB yang masing-masing telah menyumbangkan dananya kepada kami senilai Rp 25 juta,” kata Sobirin.
Ia mengatakan, Pondok Pesantren Lirboyo sudah menerapkan protokol kesehatan di lingkungan pondok pesantren, seperti para santri diwajibkan untuk menggunakan masker, mencuci tangan secara rutin menggunakan sabun dan air yang mengalir, serta menerapkan pembatasan jarak fisik aman antar santri. “Instruksi dari pimpinan pondok mewajibkan santri untuk membawa masker kain minimal lima buah. Hal ini dimaksudkan agar santri bisa menggantinya setiap empat jam sekali. Disana, para santri ini akan diterima oleh Dinas Kesehatan Kota Kediri untuk kembali dilakukan pemeriksaan kesehatan lanjutan,” tandasnya. (HR)
Discussion about this post