Adiwerna – Pada acara ritual Penjamasan Makam Sultan Amangkurat Agung yang digelar di Desa Pesarean Kecamatan Adiwerna pada Rabu (25/9) pagi, terdapat hal yang berbeda. Tak seperti penjamasan yang telah berlalu, penjamasan kali ini terdapat seratus keris yang dipamerkan oleh Paguyuban Pecinta Keris Tegal.
“Adanya kami disini tak lain adalah untuk mengenalkan kepada masyarakat luas bahwa kita mempunyai sebuah warisan budaya yang sudah diakui oleh dunia atau UNESCO yaitu keris,” ujar Ketua Paguyuban Pecinta Keris Tegal Teguh Dwiyanto Raharjo.
Dikatakan Teguh, dari berbagai macam keris yang dipamerkan terdapat salah satu keris yang usianya paling tua yaitu keris peninggalan Kerajaan Majapahit. Ia menceritakan bahwa dirinya mendapatkan keris tersebut dari seorang kolektor keris. Keberadaan pameran keris pada acara Penjamasan Makam Sultan Amangkurat Agung ini, menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Teguh pun tak segan memberikan pemahaman dan penjelasan tentang keris kepada pengunjung pameran.
Seperti biasa, ritual penjamasan tersebut diawali dengan kirab abdi dalem dari Keraton Surakarta serta cucuk lampah peserta kirab yang membawakan tirai putih. Kemudian dilanjutkan pembacaan dzikir, tahlil, shalawat serta syahadat untuk mengawali prosesi penggantian tirai penutup makam Sunan Amangkurat.
Turut hadir mewakili Bupati Tegal Umi Azizah yaitu Asisten Administrasi Umum Setda Kabupaten Tegal Eko Jati Suntoro. Eko menyambut baik acara penjamasan ini, menurutnya acara ini adalah wujud kepedulian keluarga besar Keraton Surakarta Hadiningrat bersama pemerintah dan masyarakat untuk melestarikan tradisi, nilai-nilai baik yang harus ditanamkan, dikenalkan kepada generasi penerus, kepada anak cucu. “Supaya mereka dapat mengamalkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” katanya.
Sementara itu, Gusti Kanjeng Ratu Koes Moertiyah Wandansari mengatakan prosesi penjamasan adalah penggantian tirai atau kelambu makam Sultan Amangkurat yang dilaksanakan setiap suro. Ditambahkan Gusti Wandansari bahwa diadakannya prosesi ini juga dapat mempererat jalinan hubungan antara Pemkab Tega dengan Keraton Surakarta.
“Semoga makam ini bisa menjadi tujuan wisata spiritual khususnya warga Jawa dan Tegal sendiri, serta membawa dampak positif bagi Kabupaten Tegal. Semoga kita sebagai generasi muda juga bisa memaknai dan melanjutkan perjuangan mereka yang telah gugur,” pesannya. (OI)
Discussion about this post