Slawi – Menyambut Tahun Baru Jawa 1952 atau dikenal sebagai Malam Sura, Plt. Bupati
Tegal, Umi Azizah menghadiri kegiatan Penjamasan Astana Kanjeng Susuhan Amangkurat Agung, di Makam Amangkurat Desa Pesarean, Kecamatan Adiwerna, Rabu (26/9/2018).
Iring-iringan abdi dalem Keraton Surakarta mengawali kirab sebagai cucuk lampah bagi para peserta kirab yang membawa tirai putih. Dikatakan Gusti Mung sapaan GKR Wandansari, jamasan ini diselenggarakan setiap bulan Sura dengan ritual membersihkan benda pusaka dan tirai penutup makam Sunan Amangkurat Agung.
“Seorang tokoh penting pendiri Kabupaten Tegal dikenal sebagai keturunan dari Raja Mataram Sultan Agung Hanyakrakusuma,” papar Gusti Mung.
Sebelum penggantian tirai, jamasan diawali dengan bacaan dzikir tahlil, shalawat serta sahadat yang ditunjukkan kepada Allah SWT.
Plt. Bupati Tegal menyadari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi mempengaruhi perilaku dan pola pikir masyarakat. Tekanan sosial yang dihadapi masyarakat telah menyebabkan terjadinya pergeseran hingga perubahan tatanan nilai budaya. Termasuk perilaku di masyarakat yang kian jauh dari akar budaya. “Budaya adiluhung yang selalu mengedepankan kegotong-royongan, tepo seliro, andhap asor, saling menghormati dan saling menghargai segala bentuk perbedaan karena sesungguhnya kita Bhineka Tunggal Ika,” tegas Umi.
Untuk itu, Alumnus UNDIP ini menyambut baik diselenggarakannya acara jamasan sebagai wujud kepedulian keluarga besar Keraton Surakarta. Dengan melestarikan tradisi, nilai-nilai baik yang tentunya harus kita tanamkan, kenalkan kepada generasi penerus.
“Kita kenalkan kepada anak cucu kita agar mereka dapat mengamalkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” pungkas Umi.
Ditambahkan Umi, bahwa rangkaian prosesi penjamasan ini adalah wujud penghormatan kepada para leluhur, para pendahulu yang telah mewariskan tatanan nilai budaya kepada anak cucunya.
Discussion about this post