Slawi – Salah satu indikator pembangunan daerah adalah kemiskinan, dan angka kemiskinan Kabupaten Tegal tahun 2017 menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini terungkap saat Sekretaris Daerah Kabupaten Tegal Widodo Joko Mulyono memaparkan profil pembangunan Kabupaten Tegal dihadapan Pjs Bupati Tegal Sinoeng N Rachmadi di Ruang Rapat Nusantara Setda hari Senin (19/2) kemarin dalam acara Rapat Koordinasi Pemerintahan.
Joko mengatakan, dari data Badan Pusat Statistik, angka kemiskinan Kabupaten Tegal menurun dari 10,1 persen di tahun 2016 menjadi 9,9 persen di tahun 2017. “Artinya, kita masih memiliki pekerjaan rumah untuk mempercepat peningkatan kesejahteraan 141.800 penduduk Kabupaten Tegal agar terbebas dari kemiskinan”, katanya. Guna mendukung itu, sejumlah program unggulan pun diimplementasikan seperti Program Daerah Pemberdayaan Masyarakat (PDPM) yang berorientasi pada penuntasan kepemilikan jamban keluarga di kalangan warga miskin. “Targetnya di tahun 2019 akan kita tuntaskan pembangunan 47.642 unit jamban keluarga sehat”, tandasnya.
Selain itu kata Joko, ada pula program rehab Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dimana pada tahun 2017 lalu mampu merehab 362 unit rumah setelah sebelumnya di tahun 2016 bisa menuntaskan 491 unit rumah. Adapun rehab RTLH tahun 2018 direncanakan dari APBD akan menuntaskan 182 unit rumah dengan indeks perbaikan Rp. 20 juta per unitnya.
Pada kesempatan tersebut Joko menyampaikan sejumlah agenda prioritas Pemkab Tegal yang harus diakselerasi pada Triwulan I dan II ini, antara lain penanggulangan bencana banjir dan tanah lonsor, pembangunan pasar Margasari, Bojong dan Lebaksiu, penanganan jalan rusak dampak dari pengerjaan proyek jalan tol, percepatan proses lelang hingga dukungan fasilitasi penyelenggaraan Pilkada Sertentak.
Sementara terkait pembangunan di sektor kesehatan, Joko lebih menyoroti keberhasilan Pemkab Tegal menekan kasus kematian ibu melahirkan, dari 33 kasus di tahun 2015 berkurang menjadi 27 kasus di tahun 2016 dan kembali berkurang menjadi 14 kasus di tahun 2017. Demikian pula dengan kasus kematian bayi yang juga berkurang. “Tahun 2017 lalu setidaknya kita menemukan 209 kasus kematian bayi, sementara di tahun 2016 ada 263 kasus kematian bayi”, jelasnya. Keberhasilan tersebut menurut Joko tidak terlepas dari kerjasama semua pihak dalam mengkampanyekan Gerakan Masyarakat (Germas) Hidup Sehat, termasuk mengoptimalkan layanan fasilitas kesehatan tingkat pertama.
Sementara di sektor ekonomi kerakyatan, Joko yang juga seorang dokter ini menyampaikan konsep wisata desa untuk mengangkat potensi desa, membangun dari pinggiran. “Beberapa desa yang seperti Desa Cempaka, Desa Sigedong, Desa Munjungagung, Desa Cikura dengan wisata religinya serta sejumlah desa wisata lainnya menjadi andalan Pemkab Tegal untuk mengungkit perekonomian warga desa,” terang Joko.
Sebelum mengakhiri paparannya, Joko mohon dukungan kepada Pjs Bupati Tegal yang juga Kepala Satpol PP Pemprov Jawa Tengah tersebut agar mendukung pengamanan semua lokalisasi prostitusi yang sudah ditutup secara permanen dari aktifitas prostitusi terselubung. “Selain itu, agenda saat ini adalah menyiapkan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) agar saat pemeriksaannya nanti oleh BPK RI kita kembali meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)”, ujarnya.
Discussion about this post