Kedungbanteng – Larva Go, rumah budidaya maggot milik Bank Sampah Melingkar di Desa Kebandingan, Kecamatan Kedungbanteng mampu mengurai lima kuintal sampah organik per harinya. Hal ini terungkap saat Bupati Tegal Umi Azizah meresmikan Larva Go, bantuan dari Rumah Zakat pada Kamis (02/02/2023).
Umi mengatakan, kehadiran Larva Go yang dikelola komunitas relawan bank sampah ini menjadi salah satu solusi bijak dalam pengelolaan sampah. Terlebih pihaknya terus mendorong gerakan Desa Merdeka Sampah untuk mengurangi volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) Penujah.
“Ini adalah bagian dari solusi, jalan keluar untuk menanggulangi masalah sampah melalui program Desa Merdeka Sampah yang perlu dukungan dan peran banyak pihak, terutama bank sampah,” kata Umi.
Lebih lanjut Umi menekankan, kunci sukses keberlanjutan budidaya maggot terletak pada dua hal. Pertama, soal kemampuan komunitas dan juga warganya memilah sampah organik dan anorganik, memilah sisa makanan ataupun olahan dapur yang dikumpulkan dan disetorkan ke bank sampah, termasuk yang dari warung makan, toko buah, sampai sisa makanan dari acara hajatan.
Kedua, soal nilai ekonomi hasil panen maggot itu sendiri, baik yang dijual segar sebagai tambahan pakan pada budidaya ikan dan unggas ataupun dijual kering. Namun demikian, Umi mengingatkan perlu adanya antisipasi soal kelebihan produksi maggot di pasaran sehingga nilai jualnya turun atau produknya tidak bisa terserap.
“Maggot segar bisa dijual maksimal tujuh hari setelah menetas dari telur. Sementara yang kering umurnya bisa lebih panjang karena bisa disimpan selama berbulan-bulan setelah dikeringkan,” ujarnya.
Sehingga selain mempersiapkan produk maggot kering, bank sampah juga bisa melakukan diversifikasi usaha sendiri dengan berbudidaya ikan atau unggas. Tujuannya ketika terjadi kelebihan stok produksi maggot segar tetap bisa dimanfaatkan sebagai tambahan pakan di tempat sendiri.
Di tempat yang sama, founder Bank Sampah Melingkar sekaligus relawan Rumah Zakat Desa Berdaya Kebandingan Alghifari mengatakan jika bangunan Larva Go seluas 14 x 30 meter ini merupakan hasil kerja sama pihaknya dengan Rumah Zakat, sebuah lembaga amil zakat (LAZ) nasional yang salah satu misinya adalah memfasilitasi kemandirian masyarakat.
Hal tersebut dibenarkan Manajer Rumah Zakat Jawa dan Indonesia Timur Mei Sri Widuri yang turut hadir pada kesempatan tersebut. Mei mengungkapkan jika rumah budidaya maggot ini dibangun dari alokasi dana zakat LAZ Rumah Zakat senilai Rp100 juta.
“Relawan juga warga masyarakat di Desa Kebandingan ini mau berkomitmen dan bersinergi mengurangi sampah domestiknya. Itu yang menjadikan kami lebih bersemangat mendukung suksesnya program ini,” ujar Mei. (LN/hn)
Discussion about this post