Slawi – Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan ujung tombak agenda pemulihan ekonomi nasional. Dan pandemi Covid-19 menjadi momentum untuk menata ulang strategi bisnisnya sekaligus kesempatan memperkuat literasi digital guna memasuki ekosistem lokapasar digital. Pernyataan tersebut mengemuka saat berlangsung Seminar Business Clinic di Aula Universitas Bhamada Slawi, Selasa (16/11/2021) siang.
Seminar yang mengangkat tema “Pentingnya Komunikasi dan Digitalisasi” ini diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tegal dengan menghadirkan sejumlah narasumber dari Pemkab Tegal, Rumah BUMN, CEO Kasyr Sibernetika Indonesia, founder Adaptable Consulting, dan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPKAD) Kabupaten Tegal.
Mewakili Bupati Tegal yang berhalangan hadir, Asisten Sekda Kabupaten Tegal Bidang Perekonomian dan Pembangunan Hendadi Setiaji melalui siaran daringnya menyampaikan jika keberadaan dan keberlangsungan UMKM ke depan lebih banyak bergantung pada ekosistem digital. Salah satunya dipicu makin besarnya populasi pegiat UMKM dari generasi milenial dan generasi Z.
Selain itu, perubahan pola perilaku konsumsi masyarakat juga semakin lekat dengan cara daring, di mana pandemi Covid-19 sebagai akseleratornya. Sehingga, peluang UMKM yang masuk ke ekosistem digital ini bisa mengakses pasar lebih luas.
Hendadi mengungkapkan, jumlah UMKM nasional yang telah masuk ke ekosistem digital per September 2021 lalu mencapai 15,9 juta atau sekitar 24,9 persen dari keseluruhan UMKM di Indonesia. Dan Pemerintah menargetkan ada 30 juta UMKM yang didorong masuk ke ekosistem digital hingga tahun 2023 mendatang.
Namun, masuknya UMKM ke ekosistem digital tidak lantas menjadikan persoalan selesai. Pelaku UMKM menurut Hendadi masih memerlukan dukungan seperti literasi tentang lokapasar dan penguasaan sistem pembayaran dan logistik pada usahanya.
“Untuk itu, kami menggandeng PT Kasyr Sibernetika Indonesia untuk bekerjasama membangun literasi digital UMKM Kabupaten Tegal, menyiapkan pelaku UMKM Tegal Go Digital melalui proses pembinaan dan inkubasi sebelum nantinya berjalan mandiri di platform lokapasar atau pemasaran digital,” kata Hendadi.
Pemkab Tegal menyadari bahwa pemberdayaan UMKM tidak cukup hanya dengan memberikan akses permodalan. Pelaku usaha juga perlu dilengkapi dengan platform yang memudahkan mereka untuk mengelola usahanya sehingga tidak lagi direpotkan dengan hal-hal seperti percatatan manual untuk penjualan dan inventori.
Senada dengan itu, Kepala OJK Tegal Ludy Arlianto menjelaskan bahwa literasi soal komunikasi dan digitalisasi telah menjadi menu wajib kalangan pengusaha dari level terendah hingga tertinggi.
Untuk itu, diperlukan sinergi yang kuat, di mulai dari lingkup pemerintah, baik di pusat maupun daerah untuk berkolaborasi membantu pelaku usaha. Sehingga di sini, Pemkab Tegal dan OJK bekerjasama merancang program yang membantu pelaku UMKM untuk bangkit.
“Hari ini kami mulai dari mengedukasi, untuk selanjutnya nanti akan ada inkubasi bisnis di lingkungan kampus ini. mudah-mudahan, ini bisa kita realisasikan dan in-take di Januari 2022. Silahkan bagi para pelaku UMKM bisa mendaftar dan akan kami seleksi karena memang harus memenuhi ketentuan tertentu,” ujar Ludy.
Menurutnya, agenda akselerasi pemulihan ekonomi ini harus didukung oleh para pelaku UMKM yang tangguh dan memiliki semangat untuk maju.
Sementara itu, Rektor Universitas Bhamada Slawi Maufur sangat mendukung diselenggarakannya Seminar Business Clinic ini dan mengamini tema yang diangkat, yaitu komunikasi. Menurutnya, komunikasi menjadi satu hal yang sangat mendasar bisnis. Sebab, hampir 80 persen perencanaan bisnis yang sudah matang menjadi berantakan akibat komukasi yang tidak lancar. (AM/hn)
Discussion about this post