Slawi – Penambahan kasus harian Covid-19 di Kabupaten Tegal masih tinggi. Dalam satu bulan terakhir, dari Jumat (14/10/2020) hingga Jumat (13/11/2020) terdapat penambahan 466 kasus konfirmasi positif dan 26 kasus kematian akibat infeksi Covid-19. Informasi ini disampaikan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Tegal Joko Wantoro, Senin (16/11/2020) pagi. Joko mengungkapkan klaster keluarga mendominasi penambahan kasus konfirmasi, disamping juga pasar dan lembaga sosial.
Joko pun mengingatkan, memakai masker saat beraktivitas di luar rumah berperan penting mencegah penularan virus corona, disamping rajin mencuci tangan dan menghindari kerumunan. Bahkan, lanjut Joko, berkembang pula klaster jemaah tahlil. Ini berawal dari keluarga yang menolak memakamkan jenazah anggota keluarganya yang meninggal dunia dengan status probabel, sehingga proses pemandian jenazah dan pemakamannya dilakukan tanpa protokol kesehatan. Dilanjutkan dengan menggelar acara tahlilan di rumah dan belakangan baru diketahui jika korban meninggal karena infeksi Covid-19.
“Mereka, tetangga ataupun kerabat yang datang melayat dan mendoakan tahlil pun ikut terpapar dari anggota keluarga korban yang sudah lebih dulu terpapar. Kami mencatat sudah ada tiga klaster yang seperti ini dalam satu bulan terakhir dan ada beberapa lagi yang sedang dalam pemantauan karena hasil pemeriksaan laboratoriumnya belum keluar” ungkap Joko.
Joko berharap, dari peristiwa tersebut warga bisa mengambil hikmah pembelajaran, utamanya dari pihak keluarga korban agar bisa bersabar menunggu hasil tesnya keluar dan membatasi aktifitas sosialnya guna menghindari penularan baru yang tentunya merugikan orang lain.
Aktifitas lain yang harus menerapkan protokol kesehatan ketat adalah berbelanja di pasar. “Kami tidak melarang aktifitas ini karena menyangkut pemenuhan kebutuhan pangan pokok, tapi protokol kesehatan seperti memakai masker itu wajib bagi pedagang dan warga pembeli, disamping mencuci tangan sebelum masuk dan sesudah keluar dari pasar serta tidak menyentuh hidung, mulut dan mata,” pesan Joko.
Pihaknya pun mencatat, sepanjang masa pandemi Covid-19 di Kabupaten Tegal, sudah ada empat klaster pasar, yaitu Pasar Trayeman di Slawi, Pasar Margasari, Pasar Randusari di Pagerbarang dan Pasar Kupu di Dukuhturi. “Terbaru, dalam satu bulan terakhir ini adalah Pasar Kupu dengan jumlah kasus terkonfirmasi positif yang berhasil kami lacak sebanyak 10 orang, dimana sebagian diantaranya sudah dinyatakan sembuh,” katanya.
Dalam satu bulan ini pihaknya juga menemukan klaster rumah yatim di lingkup wilayah kerja Puskesmas Slawi. Berawal dari keluhan anak-anak di panti yang ditindaklanjuti dengan pemeriksaan swab pada 18 orang anak, 12 orang diantaranya terkonfirmasi positif Covid-19. Semua anak yang terinfeksi kini sudah dinyatakan sembuh setelah menyelesaikan masa isolasi mandirinya selama 14 hari.
Joko mengungkapkan, tingginya penambahan jumlah kasus konfirmasi di Kabupaten Tegal ini juga tidak terlepas dari kinerja tim kesehatannya dalam melacak dan melakukan pengetesan kontak erat di lapangan. Rata-rata dalam sehari, pihaknya bisa mengambil 300 spesimen swab, bahkan tertinggi sampai 500 sampel swab. Upaya tersebut ditempuh agar penularan virus di Kabupaten Tegal tidak semakin meluas karena penyebarannya sangat mudah, seiring dengan mobilitas orang yang membawa virus.
Saat ini ada pergeseran gejala pada seseorang yang terinfeksi Covid-19. Jika dulu lebih didominasi gejala seperti demam, batuk, pilek dan sesak nafas sebagai ciri khas Covid-19, maka sekarang banyak ditemukan gejala anosmia atau kehilangan indera penciuman dan indera perasa. “Gejala yang menguat pada pasien Covid-19 sekarang adalah kehilangan indera penciuman, termasuk indera perasa dimana orang yang terinfeksi tidak merasakan bau dan juga rasa pada makanan ataupun minuman. Ada tambahan pula sekarang, badan pegal dan disertai diare, serta kehilangan selera makan atau makan tidak enak,” katanya.
Dari pantuan pihaknya pada sejumlah rumah sakit di Kabupaten Tegal, sudah terjadi over capacity atau kelebihan daya tampung pasien suspek, probabel maupun positif Covid-19 di ruang isolasi di dua rumah sakit. Dari kapasitas 86 tempat tidur yang tersedia di RSUD dr. Soeselo Slawi, sudah terisi 93 orang. Sementara dari 36 tempat tidur yang tersedia di RSI PKU Muhammadiyah, Singkil, Adiwerna sudah terisi 39 orang.
“Total saat ini kami ada 278 tempat tidur untuk menampung pasien suspek, probabel dan konfirmasi di sembilan rumah sakit. Dari kapasitas tersebut, sudah terisi 232 pasien. Ada dua rumah sakit yang sudah over capacity, namun ada pula yang masih bisa menampung. Yang sudah kelebihan pasien kita alihkan ke yang masih bisa menampung, tentunya dengan memperhatikan kondisi pasien karena fasilitas penanganan dan dukungan sumber daya rumah sakit berbeda-beda. Ada yang hanya untuk menampung pasien dengan gejala ringan, tapi ada pula yang kita konsentrasikan untuk mereka yang sudah berat, seperti harus memakai ventilator untuk alat bantu nafas,” ujarnya.
Dengan demikian, lanjut Joko, akumulasi jumlah kasus positif Covid-19 di Kabupaten Tegal sampai dengan saat ini sudah mencapai 944 orang, dimana 830 orang sudah dinyatakan sembuh, 48 orang sedang menjalani perawatan dan 66 orang meninggal dunia.
“Secara akumulasi, jumlah kasus konfirmasi di Kabupaten Tegal adalah tertinggi ke-20 di Jawa Tengah. Jadi keliru jika ada anggapan jumlah kasus kita adalah yang tertinggi di Jawa Tengah. Secara fluktuasi dalam minggu-minggu terakhir ini mungkin iya, karena kami agresif dalam melakukan pelacakan kontak erat dan menemukan kasus. Kami tidak membiarkan temuan kasus di lapangan. Setiap kali ada satu orang yang positif, maka kami lacak keberadaan kontak eratnya dan lakukan tes, begitu seterusnya sampai rantainya terputus, tidak menghasilkan penularan baru lagi,” pungkasnya.
Discussion about this post