Slawi – Banyaknya informasi salah dan berita hoax terkait virus Corona yang meresahkan warga, Wakil Bupati Tegal Sabilillah Ardie mendesak pihak RSUD dr. Soeselo membuka layanan Corona Center atau hotline yang dapat melayani dan memberikan informasi secara detail kepada masyarakat akan Virus Corona. Pernyataan itu disampaikan Ardie saat acara Simulasi Penanganan Pasien yang Terdeteksi Virus Corona di RSUD dr. Soeselo Slawi pada Rabu (4/3) pagi tadi.
“Banyaknya disinformasi akan Virus Corona kita harus membuat Corona Center yang memberikan informasi yang benar kepada masyarakat. Sehingga informasi itu satu pintu, supaya informasinya tidak berbeda-beda. Baik masyarakat maupun awak media yang akan bertanya akan seputar Virus Corona dari penanganan hingga pencegahannya,” kata Ardie.
Dampak dari informasi yang salah, lanjut Ardie dapat memberikan efek buruk. Seperti kepanikan dan kecemasan yang berlebihan. “Ketika sudah ada Corona Center kan dapat membantu masyarakat luas yang belum paham akan seputar Virus Corona. Entah itu bisa bertanya langsung di Rumah Sakit maupun via telephone,” pungkasnya.
Terkait hal itu, banyaknya masyarakat Kabupaten Tegal yang bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) di beberapa negara seperti Hongkong, Taiwan dan Singapura, Ardie bersama Sekretaris Daerah Kabupaten Tegal Widodo Joko Mulyono telah memerintahkan para camat. Khususnya camat wilayah Suradadi, Kramat dan Warureja yang kebanyakan warganya berprofesi sebagai ABK. “Saya sudah berkoordinasi dengan para camat untuk mendata warga desanya yang bekerja sebagai ABK. Camat bisa berkomunikasi lewat kepala desa, apabila nanti ada warganya yang pulang ke kampung halaman bisa langsung dipantau,” tutur Ardie.
Dalam arahannya, Ardie mengajak seluruh masyarakat Kabupaten Tegal untuk tidak memiliki kepanikan yang berlebihan. Ardie juga mengajak masyarakat untuk senantiasa menjaga kesehatan serta menerapkan pola hidup sehat. “Rajin cuci tangan sebelum makan dan setelah beraktifitas di luar,” pesannya.
Ditempat yang sama, Anggota DPR RI Komisi IX Kesehatan, Ketenagakerjaan dan Kependudukan Dewi Aryani Hilman akan mengawal serta mendukung RSUD dr. Soeselo kaitannya akan fasilitas di rumah sakit tersebut. Karena menurut Dewi, RSUD dr. Soeselo merupakan rumah sakit rujukan yang dapat menangani Virus Corona. “Tidak hanya RSUD dr. Soeselo tetapi rumah sakit lain yang dijadikan sebagai rujukan. Saya akan berusaha mengawal serta mendesak Kemenkes untuk melengkapi fasilitas dan kebutuhannya seperti masker maupun APD,” ujarnya.
Terkait fenomena kelangkaan masker, wanita kelahiran Magelang ini mengatakan bahwa Kemenkes akan melakukan survey ke beberapa produsen masker yang ada di Indonesia. Saat ini, menurut Dewi terdapat 28 produsen dan 55 distributor masker di Indonesia.
Sementara itu, Direktur RSUD dr. Soeselo Guntur Muhammad Taqwin menginformasikan bahwa RSUD dr. Soeselo terdapat empat ruang isolasi Virus Corona yang akan ditangani oleh tenaga medis profesional meliputi dokter spesialis penyakit paru, spesialis penyakit dalam, spesialis THT hingga spesialis patologi klinis.
Sejalan dengan itu, para tim medis di RSUD dr. Soeselo juga akan mengikuti pelatihan khusus penanganan Virus Corona selama tiga hari di Kemenkes “Kami mendapatkan undangan untuk tim medis yang menangani Virus Corona untuk mengikuti pelatihan di Kemenkes. Pelatihan tersebut meliputi SOP dalam hal penanganan pasien Corona,” jelas Guntur.
Acara simulasi penanganan pasien yang terdeteksi Virus Corona berjalan dengan lancar, diperagakan oleh para pegawai dan tim medis RSUD dr. Soeselo. Turut hadir Kepala Dinas Kesehatan Hendadi Setiadji. (OI)
Discussion about this post