Talang – Kegiatan belajar mengajar siswa SD Negeri Cangkring 02 yang kondisi kelasnya rawan roboh kini sudah dipindahkan. Hal terungkap saat Sekretaris Daerah Kabupaten Tegal Widodo Joko Mulyono lakukan peninjauan ke lokasi hari Senin (13/1) siang kemarin. “Totalnya ada empat ruang kelas yang kita pindahkan ke perpustakaan dan balai desa setempat”, katanya.
Sebelumnya, dihubungi secara terpisah, Kepala Dinas Permukiman dan Tata Ruang Kabupaten Tegal melalui Kepala Bidang Bangunan dan Gedung Kardi mengungkapkan pihaknya sudah melakukan uji kelayakan konstruksi bangunan gedung dan merekomendasikan untuk mengosongkan ruangan. “Kondisinya memang sudah sangat membahayakan karena konstruksi dinding sudah bergeser, ditambah usia bangunan yang sudah tua sehingga potensi robohnya besar”, katanya.
Kondisi dinding kelas di SD Negeri Cangkring 02 yang retak lebar akibat pergeseran tanah ini sempat tayang di pemberitaan media cetak nasional dan lokal.
Joko dengan didampingi pejabat terkait seperti dari Bappeda, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), Dinas Perkimtaru, dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan, faktor keselamatan menjadi alasan utama relokasi tempat belajar. “Meski yang di balai desa sifatnya darurat, tapi saya minta suasana belajar dibuat senyaman mungkin, jangan lesehan”, ujar Joko.
Ditanya soal keterkaitannya dengan bencana, Joko menegaskan peristiwa ini tidak bisa dikategorikan bencana. Menurutnya, kerusakan tersebut murni karena usia teknis bangunan yang sudah masanya direhab. Pada dasarnya, lanjut Joko, ruang kelas yang rusak adalah bangunan tua. “Usianya sudah 45 tahun meskipun pernah direhab tahun 2003 lalu. Tapi dari pengecekan petugas kami, pekerjaan dindingnya tidak sempurna atau tidak memenuhi standar. Dampaknya, ketika terjadi retak, maka retakannya cepat merembet.”, ujarnya.
Joko tak menampik jika keterbatasan anggaran dan manajemen perencanaan di dinas menjadikan sekolah-sekolah yang memerlukan perhatian khusus seperti ini tidak segera bisa langsung tuntas tertangani. “Saya sudah minta Dinas Dikbud untuk membangun sistem pemetaan yang handal dan bisa mengklasifikasikan jenis bangunan sekolah yang kondisinya rusak berat, sedang dan ringan, sehingga prioritas anggaran belanja pendidikan bisa langsung kita arahkan secara tepat untuk perbaikannya, disesuaikan dengan kemampuan keuangan yang ada.” imbuh Joko.
Sementara di tempat yang sama, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Dikbud Winarto menuturkan, pihaknya sudah menginventarisir ketersediaan anggaran untuk rehabilitasi berat gedung sekolah dan diperoleh angka perkiraan Rp400 juta untuk tahun ini. “Anggaran tersebut baru bisa kita akses melalui mekanisme pergeseran ataupun perubahan”,
Di tahun anggaran 2020 ini, tambah Winarto, SD Negeri Cangkring 02 akan mendapat alokasi anggaran dari Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp100 juta untuk rehabilitasi ruang guru dan dari APBD Kabupaten Tegal sebesar Rp 100 juta untuk rehabilitasi ruang kelas. “Kami menyadari, untuk perbaikan ruang kelas yang rawan roboh tentunya dengan anggaran Rp100 juta masihlah kurang. Kekurangan inilah yang akan kami ajukan di penggeseran atau perubahan anggaran tahun 2020″, katanya.
Mengakhiri pembicaraan, Winarto menargetkan rehab total untuk empat ruang kelas di SD Negeri Cangkring 02 yang rusak selesai tahun ini.
Discussion about this post