Slawi – Berbagai persoalan terkait pengangguran sering ditengarai oleh tidak sesuainya pelatihan maupun jurusan di sekolah dengan kebutuhan pasar industri atau kebutuhan di lapangan. Banyaknya sekolah kejuruan yang tidak sesuai minat pasar mengakibatkan pengangguran meningkat, karena lulusan sekolah tersebut tidak terserap oleh dunia kerja.
Hal itu diungkapkan Bupati Tegal, Umi Azizah saat menerima audiensi dari rombongan Kementerian Ketenagakerjaan RI (Kemnaker) di Rumah Dinas Bupati pada Jumat (19/7) sore kemarin. Untuk itu, Umi menyambut baik kedatangan rombongan Kemnaker yang akan menjadi pilot project Pengembangan Ecosistem Industri dan SDM Tegal.
“Ini akan membawa dampak positif di Kabupaten Tegal, salah satunya adalah menurunkan angka pengangguran. Semoga slogan Tegal Jepangnya Indonesia akan bergema kembali dan dikenal oleh masyarakat luas,” tutur Umi.
Staf Khusus Kemnaker, Maria Magdalena menjelaskan sesuai arahan Presiden Joko Widodo, pembangunan sumber daya manusia (SDM) akan menjadi fokus utama di tahun 2019 ini. Maka, melalui program kerjasama Kemnaker dengan perusahaan mobil asal Jepang yaitu Toyota akan mengembangkan industri otomotif di Kabupaten Tegal.
Berdasarkan data terdapat 7000 lulusan SMK di Tegal yang tidak terserap kerja di tahun 2018. Jika diproyeksikan secara kasar, proyek kerjasama ini dapat membangun kurang lebih 50 IKM logam dengan 50 tenaga operator dan 10 engineer per IKM berarti akan menyediakan serapan tenaga kerja sekitar 3000, belum terhitung industri pendukungnya.
Namun, untuk menjadi pekerja di Toyota, Magdalena mengatakan bahwa calon pekerja harus dilatih dan diberi kemampuan dengan mengikuti pelatihan di BLK. Dengan memanfaatkan Balai Latihan Kerja atau BLK yang sudah ada baik pusat maupun daerah, Magdalena meyakini dapat menjadi tempat untuk melatih calon tenaga kerja supaya mencetak SDM yang kompeten sesuai kebutuhan industri. Menjadi tugas Pemkab Tegal untuk mempersiapkan orang-orang yang siap untuk dilatih dan dibimbing di BLK sesuai dengan persyaratan yang dibutuhkan.
Lebih lanjut, peran Pemda bersama-sama dengan pusat dapat melakukan sharing anggaran pelatihan untuk mengupgrade infrastruktur pelatihan di BLK daerah. Kemnaker juga siap untuk meluncurkan paket-paket pelatihan yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan Toyota. Untuk persiapan SDM ini, Kemnaker juga menggandeng ATMI (Akademi Tehnik Mesin Industri) untuk menjadi partner dalam menyiapkan SDM Tegal yang berkualitas.
“Di Kabupaten Tegal sendiri akan menjadi tempat pelatihan dan tumbuhnya IKM ‘tool making’ bagi Toyota” katanya. Selain Kabupaten Tegal, Kemnaker juga berharap Toyota juga menggandeng BLK sebagai tempat pengembangan pusat Industri di tiga daerah lain, yakni, Klaten, Purbalingga dan Yogyakarta, yang masing-masing mempunyai konsentrasinya tersendiri, lanjut Magdalena.
Magdalena menambahkan pelatihan di BLK juga sebagai upaya peningkatan daya saing manusia Indonesia yakni memberikan triple skilling: skilling, up-skilling dan re-skilling. Skilling untuk angkatan kerja yang ingin mendapatkan skill. Up-skilling untuk pekerja yang ingin meningkatkan skill, re-skilling untuk pekerja yang ingin mendapatkan keterampilan baru.
“Triple skilling tersebut adalah program Menaker, Hanif Dhakiri didalam rangka memastikan agar daya saing tenaga kerja lebih baik dan sesuai dengan perubahan di pasar kerja,” ujarnya.
Ia berharap Pemkab Tegal dapat menangkap peluang tersebut, karena jika kawasan industri dapat berkembang, otomatis dapat menumbuhkan sektor lainnya seperti pariwisata, kuliner maupun kesehatan.
“Memasuki industri 4.0 dan teknologi digital, persaingan bisnis dan pembangunan yang semula banyak bertumpu pada pemanfaatan sumber daya alam, bergeser pada persaingan pada penguasaan teknologi informasi dan kompetensi angkatan kerja yang membutuhkan SDM berkualitas,” tegas Magdalena.
Discussion about this post