Slawi – Pemerintah Kabupaten Tegal melalui Dinas Kesehatan bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, mengadakan sosialisasi dan Dialog interaktif jumat (5\4) di Alun-alun Hanggawana Slawi. Dikemas dengan pagelaran wayang kulit, acara tersebut mengusung tema Sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Dalam Rangka Penurunan Prevalensi Stunting.
“Kabupaten Tegal sendiri jumlah prevalensi stunting ada 5 persen” ujar Bupati Tegal Umi Azizah. Menurutnya jika 5 persen ini diurai ada sekitar 5500 balita bertubuh pendek akibat kekurangan gizi kronis. Perlu kerja keras lintas sektoral untuk menangani ini, tambah Umi.
Beberapa yang umi soroti tentang penyebab prevalensi stunting, diantaranya pola asuh anak yang dipercayakan kepada pengasuh atau kepada mereka yang kurang paham tumbuh kembang anak. Masih menurut Umi, pernikahan dini juga bisa menjadi salah satu penyebabnya dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang pola asuh anak.
Umi juga Berpesan kepada para Camat yang hadir, untuk disampaikan ke Kepala Desa. Menurut kajiannya Pemerintahan Desa masih lebih memprioritaskan insfrastruktus, tetapi kurang memperhatikan gizi anak terutama anak-anak dari keluarga kurang sejahtera, pungkas Umi.
Sementara itu Direktur Informasi Publik Bidang Pembangunan dan Kebudayaan Kementerian kominfo Wiryanto menyatakan, hasil riset tentang stunting tahun 2013 ada 37,2 persen dan di Pemerintahan Presiden Jokowi ini tahun 2018 berhasil ditekan menjadi 30,8 persen. Ini menunjukan keseriusan Pemerintah Pusat dalam menangani Prevalensi Stunting.
Dalam Dialog Interaktif Kepala Dinas Kesehatan Hendardi Setiadi, menerangkan tentang pola hidup sehat. Menurutnya prevalensi stunting bisa terjadi sejak dari kandungan, dikarenakan ibu hamil yang kurang asupan gizi. Ini bisa diupayakan dengan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.
Acara dilanjutkan pagelaran wayang kulit Dalang Ki Warseno Slenk dan Ki Amar Pradopo dengan lakon Aji Norontoko.
Discussion about this post